TUGAS KELOMPOK
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
“Angiospermae”
Untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah
Botani Tumbuhan Tinggi
Disusun oleh:
ahmad khoirudin
Program Studi Pendidikan Biologi
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
T.A. 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tumbuhan adalah organisme yang memiliki
akar, batang, dan daun sejati. Akar, batang dan daun merupakan organ hasil
diferensiasi jaringan. Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai
kloroplas. Didalam kloroplas terdapat pigmen klorofil. Pada umunya tumbuhan
memiliki klorofil a, klorofil b dan ada juga yang mengandung karoten. Sel-sel
tumbuhan memikili dinding sel yang mengandung selulosa, mengakibatkan tubuhnya
kaku. Dalam klasifikasi dengan system 5 kingdom diantaranya tumbuhan biji namun
ditekankan pada Phanerogamae dan lebih kepada Angiospermae.
Angiospermae merupakan tumbuhan biji
tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada di daratan merupakan angiospermae.
Angiospermae dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi
angiospermae menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan sejumlah
perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur
generatif (bunga dan biji).
B.
Rumusan Masalah
a.
Apakah tumbuhan angiospermae
itu?
b.
Terbagi atas apa sajakah tumbuhan angiospermae?
c.
Bagaimanakah ciri morfologi dan struktur anatomi angiospermae?
d.
Bagaimanakah reproduksi tumbuhan angiospermae
C.
Tujuan Masalah
a.
Mengetahui apa itu tumbuhan angiospermae
b.
Mengetahui pembagian tumbuhan angiospermae
c.
Mengetahui ciri morfologi dan struktur anatomi angiospermae
d.
Memehami reproduksi tumbuhan angiospermae
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI ANGIOSPERMAE
|
Dari kedua ciri tersebut muncullah nama
Anthophyta ("tumbuhan
bunga") dan Angiospermae
("berbiji terbungkus"). Nama lain yang juga dikenakan kepadanya adalah
Magnoliophyta ("tumbuhan
sekerabat dengan magnolia"). Nama Angiospermae diambil dari penggabungan
dua kata bahasa Yunani Kuno: αγγειον (aggeion,
"penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (sperma,
bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan oleh Paul
Hermann pada tahun 1690. Dalam sebagian
besar sistem taksonomi modern, kelompok ini sekarang menempati takson sebagai divisio.
Sebagian besar tumbuhan yang kita
jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan
yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000
spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal
dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung, bit;
buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji
kacang-kacangan Leguminosae, buah kariopsis dari padi- padian (Graminae) misalnya padi dan jagung.
B.
Pembagian Tumbuhan
Angiospermae
Angiospermae dibedakan ke dalam dua
kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal
biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya
tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi
pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae
(berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
1. Tumbuhan Berkeping Biji Satu atau monokotil (Monocotyledonae)
Monokotil disebut juga tumbuhan berkeping
satu atau tunggal kerena memiliki biji yang berkecambah dengan satu daun
lembaga.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh terbesar, daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh terbesar, daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut.
Contoh tumbuhan monokotil adalah padi, gandum, dan jagung. Tumbuhan
ini memiliki beberapa ciri, yaitu berakal serabut, batang memiliki ruas-ruas,
pertulangan daun sejajar, jumlah mahkoa bunga atau kelopak adalah tiga atau
kelipatannya, dan batangnya tidak bercabang-cabang.
Tumbuhan monokotil memiliki beberapa famili, diantaranya : famili pisang-pisangan (Musaceae), famili rumput-rumputan (Gramineae atau Poaceae), famili nanas-nanasan (Bromeliaceae), famili anggrek-anggrekan (Orchidaceae), famili jahe-jahean (Zingiberaceae), dan famili kelapa (Palmae).
Tumbuhan monokotil memiliki beberapa famili, diantaranya : famili pisang-pisangan (Musaceae), famili rumput-rumputan (Gramineae atau Poaceae), famili nanas-nanasan (Bromeliaceae), famili anggrek-anggrekan (Orchidaceae), famili jahe-jahean (Zingiberaceae), dan famili kelapa (Palmae).
2. Tumbuhan Berkeping Biji Dua / Dikotil (Dicotyledonae)
Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies dari
tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta
banyak tumbuhan yang penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2
kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang
tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem
akar tunggang
Suku-suku
berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya:
1.
Suku getah-getahan (Euhorbiaceae),
misalnya: singkong, jarak, karet, puring
2.
Suku polong-polongan (Leguminosae),
misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang merak, kacang kedelai, kacang
tanah
3.
Suku terung-terungan (Solanaceae),
misalnya: kentang, terong, tomat, cabai, kecubung
4.
Suku jeruk-jerukan (Rutaceae),
misalnya: jeruk manis, jeruk bali
5.
Suku kapas-kapasan (Malvaceae),
misalnya: kembang sepatu, kapas
6.
Suku jambu-jambuan (Mirtaceae),
misalnya: cengkih, jambu biji, jambu air, jambu monyet, jamblang
7.
Suku komposit (Compositae),
misalnya: bunga matahari, bunga dahlia, bunga krisan
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil
dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
No
|
Perbedaan cirri
|
Monokotil
|
Dikotil
|
1
|
Bentuk akar
|
Memiliki system akar serabut
|
Memiliki system akar tunggang
|
2
|
Bentuk sumsum dan pola tulang daun
|
Melengkung atau sejajar
|
Menyirip atau menjari
|
3
|
Kaliptrogen/tudung akar
|
Ada tudung akar / kaliptra
|
Tidak terdapat tudung akar
|
4
|
Jumlah keping biji/kotiledon
|
Satu buah keping biji saja
|
Ada dua buah keping biji
|
5
|
Kandungan akar dan batang
|
Tidak terdapat cambium
|
Ada cambium
|
6
|
Jumlah kelopak bunga
|
Umumnya kelipatan tiga
|
Biasanya kelipatan empat atau lima
|
7
|
Pelindung akar dan batang tembaga
|
Ditemukan batang lembaga/koleoptil dan akar
lembaga/kelorhiza
|
Tidak ada pelindung kelorhiza maupun keleoptil
|
8
|
Pertumbuhan akar dan batang
|
Tidak dapat tubuh berkembang menjadi membesar
|
Bias tumbuh berkembang menjadi mebesar
|
C.
Ciri Morfologi dan Struktur Anatomi Angiospermae
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan
tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah
kemampuannya untuk mengabsorsi air dan mineral dari dalam tanah. Menyerap
cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis
serta kemempuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling
bergantung satu sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian
sebaliknya. Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap
menyebabkan akar tidak dapat tumbuh tanpa gula dan nutrisi organic lainnya yang
diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem dari tajuk.
Sebaliknya batang dan daun bergantung
pada air dan mineral yang diserap oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi sebagai
penompang berdirinya tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta
tempat peyimpanan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga
(bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang
adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah, mendukung daun-daun dan
bunga.
Pada pohon, batang-batang meliputi batang
pokok danseua cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang
mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yakni jarak
diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis,
kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan
fotosintesis karena mengandung kloroplas. Daun terdiri dari helaian daun yang
melebar (lamella) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan daun dengan
batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut
tunas ujung. Selain itu di jumpai juga tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas
samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak
tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan
tunas aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan
suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh
cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di suatu tempat
tinggi.
Pembentukan cabang juga penting untuk
meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai
tumbuh. Beberpa tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang
menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi capang non reproduktif, lengkap
dengan ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar. Struktur tubuh tumbuhan
dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, buah, bunga dan biji,
seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan tersebut
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun
dari sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Beberapa modifikasi akar dan tajuk.
Akar tumbuhan mengalami beberapa modifikasi antara lain menjadi akar yang
menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau akar penyimpan air
pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau daerah
yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang
dapat meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan akar-akar yang terendam
air pada tanaman bakau/Avicennia nitida, akar udara pada anggrek yang dapat
membantu penyerapan air hujan, akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp,
dan mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara akar tumbun dan cendawan.
Beberapa modifikasi akar yakni tempat
penimbun pati, akar nafas, akar udara, haustorium, mikoriza. Seperti halnya
akar batang dan dun juga mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara
lain rhizome, stolon, runner, umbi batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi
kormus (corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam tanah atau
dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada bukunya
terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome,
terutama di permukaan bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging,
mereupakan tempat disimpannya cadangan makanan misalnya pada famili
Zingiberaceae (jahe-jahean).
Runner adalah batang yang tumbuh
horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah, mempunyai ruas
panjang misalnya pada tanaman strawberry. Stolon mirip sengan runner, tetapi
biasanya tumbuh tegas di dalam tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah.
Pada kentang, beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata
tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia
mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda dengan
umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah
daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun
berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdangin selalu
dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman
tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang
membengkak seluruhnya merupakan bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik
yang menutupi seluruh permukaan kormus.
Beberapa modifikasi batang yakni stolon
pada strawberry, rhizome pada tanaman iris, umbi kentang, umbi lapis, kormus.
Beberapa modifikasi daun antara lain sulur (tendril), duri dan daun penangkap
serangga ditemukan dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang daunnya
sebagian atau seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur
menyentuh benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya
dngan erat. Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur
dijumpai pada famili Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur dan lainnya.
Duri yang dijumpai pada kaktus merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus
berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan pengganggu, disamping untuk
mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun penangkap serangga pada tumbuhan
karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap, selanjutnya serangga tersebut
akan segera dicerna oeleh enzim pencerna dan nutrisinya digunakan tumbuhan
untuk pertumbuhan.
1.
Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar
tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks,
endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas
pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling. Stuktur
anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
2.
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas
epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar
berupa korteksdan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem
dan floem. Xylem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut.
Xylem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada
tumbuhan monokotil.
3.
Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis
yang berkutikula dan terdapat stomata dan trikoma. Sistem jaringan dasar pada
daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem
jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang.,
tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili graminae. Sistem berkas
pebuluh terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
D. REPRODUKSI TUMBUHAN ANGIOSPERMAE
1. Reproduksi Seksual (Generatif)
a.
Perkembangan Gamet Jantan dan Betina
Tumbuhan dalam siklus hidupnya
mengalami pergantian generasi haploid (n) dengan generasi diploid (2n). Akar,
batang daun dan sebagian besar struktur reproduktif tanaman angiospermae dan gymnospermae
lainnya bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan
sebutan sporofit. Pada angiospermae
sporofit menghasilkan struktur khusus berupa anter (kotak sari) dan ovule
(bakal biji) yang sel-selnya akan mengalami meiosis. Anter (kotak sari) pada
umumnya terdiri atas 4 kantong polen (serbuk sari) yang masing-masing berupa
ruangan memanjang. Pada awal perkembangan anter (kotak sari) mampu berkembang
dan disebut dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami pembelahan meiosis,
setiap sel menghasilkan 4 sel haploid yang disebut mikrospora. Selanjutnya
mikrospora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk 2 sel yaitu sel
tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.
Kedua sel yang berdampingan tersebut
diselubungi oleh lapisan yang tebal dalam suatu struktur butiran yaitu butir
serbuk sari (polen). Bila serbuk sari telah masak, dinding antar (kotak sari)
membuka dan menebarkan butir-butir serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan angiospermae butir serbuk sari
berfungsi sebagai gametofit jantan yang menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel
sperma.
Gamet betina berkembang di dalam suatu
struktur di sebelah dalam ovari disebut ovul (bakal biji). Ovul memiliki 1 atau
2 lapis jaringan pelindung yang disebut integumen. Pada bagian ujung ovul,
integumen tidak menyambung mengakibatkan terbentuk celah kecil yang disebut
mikropil.
Pada awal perkembangan ovul ini satu
sel dalam dinding ovul yang disebut megasporofit membesar sebagai persiapan
pembelahan meiosis. Megasporofit tertanam pada jaringan yang disebu nuselus.
Megasporofit mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat sel yang berderet:
sel-sel ini bersifat haploid dan disebut megaspore. Tiga sel yang dekat dengan
mikrofil mengecil, sedangkan sel yang terjauh dari mikrofil membesar dan
kemudian akan berkembang menjadi kantung embrio, setelah mengalami 3 tahap
pembelahan meiosis. Perkembangan megaspore membentuk kantung embrio melalui
beberapa tahap yaitu:
1.
Megaspore mengalami 3 kali pembelahan meiosis menghasilkan
sebuah kantung embrio dengan 8 inti.
2.
Inti-inti bermigrasi.
3.
Terbentuk dinding sel yang menyelubungi inti.
Pada akhir proses tersebut sebuah sel
telur dan dua sel sinergid berada pada kantung embrio yang terdekat dengan
mikropil. Dua inti bermigrasi berada pada bagian tengah kantung embrio disebut
inti kutub. Tiga inti berada pada ujung lain kantung embrio bersebrangan dengan
mikropil, membentuk 3 sel antipodal. Kantung embrio merupakan fase gametofit
dalam siklus hidup tumbuhan berbunga, karena intinya bersifat haploid.
b.
Pembuahan Ganda
pada Angiosperma
Tahap awal yang mendahului proses
pembuahan adalah penyerbukan (polinasi), yaitu pengantaran butir serbuk sari ke
kepala putik. Sebagian besar tumbuhan angiospermae
mengandalkan bantuan hewan, serangga, burung atau kelelawar dalam
proses penyerbukan. Namun beberapa tumbuhan seperti rumput-rumputan melakukan
penyerbukan dengan bantuan angin. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang
menempel pada stigma berkecambah membentuk tabung serbuk sari.
Sel tabung bergerak ke tabung serbuk
sari yang menuju bakal buah (ovari). Sementara itu sel gametofit membelah
secara mitosis enghasilkan 2 sel sperma. Saat tabung polen (serbuk sari)
mencapai ovul (bakal biji), ujung tabung menembus kantung embrio melalui
mikropil, dan melepaskan ke 2 sel sperma. Satu sel sperma membuahi sel telur
membentuk zigot yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya
membuahi 2 ini kutub sehingga terbentuk sel triploid (3n). sel ini akan membelah
membentuk jaringan penyimpan cadangan makanan yang disebut endosperm.
Selanjutnya endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari
zigot. Dua peristiwa fusi yang terjadi antar sel sperma dengan sel telur dan
sel sperma dengan sel kutub inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pa angiospermae.
Sel antipoda serta sinergid biasanya mengalami degenerasi. Proses pembuahan
selanjutnya akan diikuti dengan perkembangan buah dan biji.
2. Reproduksi
Aseksual (Vegetatif)
a.
Reproduksi Vegetatif Alami
Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi
memiliki sifat-sifat yang berbeda dari induknya. Pada proses pebentukan buah
dan biji, pollen dari suatu tumbuhan membuai bunga dari tumbuhan lain, tumbuhan
membawa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan kombinasi karakter yang
beragam pada generasi berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi
pada reproduksi aseksual.
Reproduksi aseksual sering juga disebut dengan reproduksi
vegetatif., merupakan tipe reproduksi yang lazim pada tumbuhan. Reproduksi
vegetaif meliputu fragmentasi yaitu pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang
diikuti dengan regenerasi membentuk individu utuh. Umbi bawang putih
sesungguhnya merupakan batang di bawah tanah yang berfungsi sebagai penyimpanan
cadangan makanan. Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-bagian yang
disebut siung (clove). Setiap siung bawang dapat tumbuh menjadi satu individu.
Adapun selubung berwarna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun
yang memprl pada batang.
Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan
tertua yang telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat membentuk
klon yang terdiri dari indiidu-individu yang merupakan kembaran dari dirinya.
Pada masa-masa awal kehidupannyaketurunan vegetatif yang merupakan fragmen
dewasa yang berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko menghadapi kondisi
lingkungan dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari kecambah. Reproduksi
seksual serta seksual memiliki peranan yang penting dalam evolusi adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan.
b.
Reproduksi
Vegetatif Buatan
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi
vegetatif telah lama dimanfaatkan manusia. Cara perbanyakan vegetatif buatan
yang paling banyak dilakukan adalah melalui stek, menurut organ yang digunakan
dikenal stek batang, stek akar dan stek daun. Stek batang merupakan cara paling
lazim digunakan, biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan semak. Stek
akar sering dilakukan pada perbanyakan tanaman sukun. Stek daun banyak
dilakukan pada beberpa tanaman hias derupa herba seperti African violet,
Begonia, Peperomia serta beberapa tumbuhan lain yang berdaun tebal.
Selain akar dan batang biasa,
modifikasi dari ke dua bagian ini seperti rhizome dan umbi yang mengandung
sekurang-kurangnya 1 mata tunas dapat berkembang menjadi tumbuhan. Tumbuhan
baru juga dapat dipeoleh dengan memotong stolon pada tanaman seperti
strawberry, sehingga anakan terpisah dari induknya.
BAB III
KESIMPULAN
Tumbuhan angiospermae merupakan
tumbuhan berbiji tertutup, dan merupakan tumbuhan dengan Golongan tumbuhan Angioipermae
disebut juga tumbuhan berbunga dan masuk ke dalam divisi Magnoliophyta. Angiospermae dianggap sebagai golongan
tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tertinggi.
Angiospermae dibedakan ke dalam
dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Tumbuhan Angiospermae memiliki ciri morfologi yaitu tubuh tumbuhan terdiri
dari akar dan tajuk yang saling bergantung satu sama lain.
Tumbuhan
angiospermae bereproduksi dengan dua cara, dengan cara seksual(generative) dan aseksual(vegetative).
Reproduksi aseksual pada angiospermae dikelompokkan mmenjadi dua, yaitu reproduksi vegetative alami dan buatan.
Daftar pustaka
Andriyani,imuth.blogspot.com/.../perbedaan-tanaman-monokotil-dan-dikotil.html. diakses tanggal 29
april jam 13.35
Anonomus.
Angiospermae dan gimnospermae. Diakses tanggal 29 april jam 13.40
Tjitrosoepomo,gembong.2003. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada University
Press.
Tjitrosoepomo,gembong.2002. Taksonami
Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.
1 komentar:
Better add some picture, but overall thanks for sharing :)
Posting Komentar